MENYAMBUNG TALI KASIH SAYANG
Assalamualaikum
waroh matullahi wabarokatuh.
Yang
saya hormati Bapak Afif Rifa’i selaku dosen pembimbing mata kuliyah ini, dan
teman-teman yang saya banggakan.
Sebelum
saya menyampaikan pidato mengenai “Menyambung Tali Kasih Sayang” ini
marilah pertama-tama kita panjatkan puji syukur kita kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan kepada kita atas nikmat dan rahmat-Nya sehingga kita semua
yang hadir di ruangan ini diberikan kesehatan oleh-Nya, sehingga kita semua
dapat berkumpul dengan keadaan sehat wal’afiat.
Tak
lupa pula shalawat serta salam kita berikan kepada junjungan kita Nabi Agung
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari kiamat nanti.
Bapak Dosen dan teman-teman sekalian,
Menyambung tali kasih sayang (silaturahim) antara sesama muslim
merupakan kewajiban setiap umat islam. Ini karena dengan menyambung tali kasih
sayang itu maka hubungan kekeluargaan, persaudaraan, persahabatan, serta kesatuan
dan kesatuan dapat dibina dengn baik. Segala masalah yang terjadi diantara kita
dapat diselesaikan dengan mudah, benang kusut dalam keluarga, persaudaraan,
persahabatan dapat ditata kembali, dan tali kasih sayang yang selama ini putus
dapat disambung kembali.
Mengingat pentingnya serta besarnya manfaat menyambung tali kasih
(silaturahmi) maka dalam islam seorang muslim dikatakan tidak sempurna imannya
tidak menghubungkan tali kasih sayang sesama muslim. Bahkan Allah mengancam
tidak akan masuk surga bagi siapa yang memutuskan tali silaturahmi. Rasulullah
bersabda:
“tidak akan msuk surga orang yang memutuskan tali persaudaraan.” (HR. Ahmad, al-Baihaqi, dan yang lainnya).
Bapak Dosen dan teman-teman sekalian,
Silaturahim dalam kehidupan bermasyarakat sudah tidak asing lagi
karena setiap muslim hampir semuanya mengetahui akan kewajiban menyambung tali
silaturahmi antarsesama muslim. Akan tetapi, dalam kenyataan sehari-hari ternyata
masih ada orang islam yang enggan melakukannya, tidak mau menyambung tali
persaudaraan yang putus, bahkan ada yang sengaja memutus tali persaudaraan yang
telah terjalin kokoh hanya karena harta dan keduniaan. Yang demikian dapat kita
lihat dalam kehidupan kita ini, ada saudara yang memang enggan bersilaturahmi
dan menutup diri dari saudaranya, ada juga yang dulunya senang bertandang untuk
silaturahmi, tetapi kini setelah kehidupannya meningkat tidak pernah sekali,
bahkan seperti tidak saling mengenal. Akibatnya tali persaudaraan akan putus
tidak dapat disambung lagi. Bagai layang-layang yang putus dan diterpa oleh
angin kencang sehngga sulit dicari titik temunya. Rasa kasih sayang sesama
muslimpun semakin memudar dan semakin hilang.
Bapak Dosen dan teman-teman sekalian,
Hal semacam ini masih banyak terjadi yang disebabkan karena hal-hal
berikut, Pertama, seseorang merasa bahwa dirinya bisa hidup sendiri
tanpa bantuan orang lain. Hal ini dikarenakan dia mengingkarai jasa atau
bantuan orang lain dan ia belum pernah atau merasakan terbentur dengan kejadian
diluar kemampuannya, akhirnya ia sombong, merasa bisa hidup sendiri, tiak perlu
bantuan orang lain. Padahal manusia adalah makhluk sosial yang butuh besosial
dan bermasayarakat, bersaudara, bersahabat.
Allah SWT pun telah berfirman dalam surat al maidah ayat 2.
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا
عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ
الْعِقَابِ
“dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
takwa, dan jangan tolong-menaolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran atau kemungkaran”.
Sebab kedua, karena ia tidak sadar bahwa jika ia meninggal
dunia nanti maka saudara sesama muslimlah yang akan merawat jenazahnya. Bayangkan
saja bagaimana seandainya kita meninggal dunia, lalu tak ada yang mau mengurus
jenazah kita yang terbujur kaku itu, apakah mungkin kita akan bisa memandikan
tubuh kita sendiri, memakaikan kafan, mensholatkan, dan menguburkannya?. Jika
demikian keluarga kitalah yang menanggung malu bila tak ada seorangpun yang
takziah dan mengurus jenazah kita. Karena itu, marilah kita perkokoh tali
persaudaraan kita dan perdalam rasa kasih dan sayang sesama muslim.
Sebab ketiga, Karena ia tidak tahu bahwa dengan silaturhmi
itu dosanya akan berkurang dan keselamatannya akan lebih terjamin. Karena apa,
saat kita silaturahmi sesama muslim saling mengucapkan salam enatah itu waktu
berkunjung dan setelah pamitan pulang secara tidak langsung kita telah didoakan
saudara kita keselamatan bagi kita. Karena salam dalam islam mengandung
permohonan kepada Allah SWT untuk keselamatan, rahmat, dan keberkahan bagi
hamba-Nya. Dalam hal salam Rasulullah SAW bersabda,
“sebarkanlah salam, kelak kamu akan selamat.” (HR Bukhari).
Bapak dosen dan teman-teman sekalian,
Sebab keempat, karena ia tidak memahami bahwa dengan
silaturahmi maka nikmat hidup akan bertambah. Seseorang yang senang
bersilaturahmi maka ia akan banyak kawan dan mendapat banyak dukungan
kesuksesan jasmani maupun rohaninya. Sungguh nikmat sekali orang yang mencapai
kesuksesan dalam hidupnya karena ia lebih banyak dan lebih lama merasakan
karunia Allah di dunia ini. Maka tepat sekali kalau rasulullah bersabda,
“Barang siapa ingin dipanjangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya
(oleh Allah) maka hubungkanlah tali kasih sayang (silaturahmi).” (HR Bukhari
dan Muslim).
Sebab kelima, karena ia tidak
tahu bahwa jika ingin masuk surga nanti maka ia harus mencari teman
sebanyak-banyaknya di dunia. Artinya mengajak orang menuju jalan Allah jalan
menuju surga. Sedangkan ajakan itu dilakukan lebih banyak dengan cara
silaturahmi. Maka dari itu, marilah kita pererat silaturahmi dan perbanyak
teman yang seiman di dunia agar kita dapat memasuki surga secara berombongan,
sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 73. Sungguh
orang yang dapat memahami hakekat silaturahmi pastilah mereka akan memperbanyak
silaturahmi betapa pun sibuknya.
وَسِيقَ
الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا
جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ
طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِين
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan
dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka
sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada
mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu.
Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini,
sedang kamu kekal di dalamnya".
Bapak dosen dan teman-teman sekalian,
Dari uraian di atas dapatlah
disimpulkan: pertama, silaturahmi merupakan kewajiban bagi setiap muslim
yang manfaatnya besar sekali. Kedua, dengan silaturahmi insyaallah
seseorang akan dimudahkan dalam segala urusan hidupnya.
Sebagai penutup, marilah kita
perbanyak teman, kita suburkan silaturahmi, dan kita sebarkan salam, betapa pun
sibuknya kita, di mana pun kita berada. Semoga Allah senantiasa memanjangkan
umur kita dan memudahkan urusan hidup kita amien.
Bilahitaufik
walhidayah wa ridho wal inayah
Wassalamualaikum
warah matullahi wabarokatuh
Trimakasih gan
BalasHapusok ok semoga bermanfaat
BalasHapusizin buat mendakwahkan ini yooo. terimakasih
BalasHapusMantap gan infonya.
BalasHapusThanks gan
BalasHapusassalamualaikum. mohon izin copy
BalasHapusMantullllll
BalasHapusJayyid ��
BalasHapus